Jumat, 04 Juli 2008

Review buku baru: Rahasia membentuk anak sholeh

Alhamdulillah sudah datang buku yang saya pesan dari iklan di Majalah Tarbawi. Bukunya berjudul,"Rahasia Membentuk Anak Shaleh, Pintar, dan Kaya" by Novian Triwidia Jaya terbitan D-brain. Bukunya cukup menarik. Tidak seperti buku-buku parenting Islami lainnya, yang hanya memaparkan parenting dari sisi syariah saja, atau dari dua sisi syariah dan psikologi, buku yang satu ini memaparkan teknik parenting berdasarkan teknik hypnosis/ hipnoterapi.

Kebetulan, dunia hipnoterapi memang menjadi ketertarikan saya sejak beberapa bulan ini. Hipnoterapi itu semacam terapi dengan menggunakan pendekatan hipnosis. Mmmm...penjelasannya panjang sih. Kalo mau lengkapnya, mungkin baca aja buku Adi W Gunawan, "Hypnosis: The Art of Subsconscious Communication". Intinya, hipnosis sebenarnya hanyalah sebuah teknik komunikasi yang berusaha menyentuh pikiran bawah sadar seseorang, supaya orang tersebut 'tersugesti' atau percaya/ menerima/ melakukan apa yang kita katakan. Sebagai info, pikiran itu ada 2 macam, yaitu pikiran sadar dan bawah sadar. Untuk menghasilkan perubahan yang permanen kita harus mengakses pikiran bawah sadar ini. Sedangkan untuk mengaksesnya, tidaklah mudah, karena kita harus mencari momen di mana gelombang otak orang tersebut sedang berada di kondisi 'alfa' atau 'teta'. Sedangkan umumnya gelombang otak manusia berada di kondisi 'beta'.

Untunglah, pada anak-anak kondisinya berbeda. Mereka -terutama yang berusia balita- gelombang otaknya masih dominan di kondisi alfa-teta. Artinya, mereka sangat mudah disugesti/dihipnosis. Ini adalah sebuah keuntungan, sekaligus juga kerugian. Menguntungkan, bila sugesti yang kita tanamkan adalah yang baik2, sehingga dengan mudah anak akan terbentuk menjadi anak yang baik. Sebaliknya, bila yang kita tanamkan adalah sugesti yang buruk, si anak akan menyerapnya juga dan menjadikan itu sebagai kebenaran. Ini tentu akan sangat merugikan kehidupannya kelak.


Misalnya begini. Ada seorang bocah bernama Bejo. Si Bejo ini tiap kali melakukan kesalahan selalu dibentak sama ibunya, "Dasar bodoh! gitu aja gak bisa! otakmu ditaro dimana sih! bla..bla.." nah, si Bejo yang masih kanak2 dan gelombang otaknya masih dominan di di alfa akan menyerap sepenuhnya perkataan ibunya ini ke dalam pikiran bawah sadar, dan tersimpanlah data baru di 'komputer' otaknya: "aku anak bodoh". Walaupun sebenarnya si Bejo ini mempunyai IQ jenius setara Einstein sekalipun, namun dengan program "aku bodoh" ini, ia benar-benar akan berperilaku seperti orang bodoh. Ia menjadi seorang pribadi yang tidak percaya diri dan mudah menyerah. Sifat2 ini tentu akan merugikannya kelak.


Contoh lain adalah si Asep. Seorang bocah yang tumbuh dengan disertai kata-kata positif dari orangtuanya. Ibunya selalu mengatakan bahwa ia adalah anak yang cerdas, anak yang baik, anak yang sholeh. Ketika Asep melakukan kesalahan pun, ibu meluruskan dengan cara yang bijak. Dengan pengasuhan seperti ini, Asep pun bertumbuh menjadi anak yang sesuai dengan 'program' yang ditanamkan ibunya, yaitu: "aku anak cerdas, baik, dan sholeh". Kelak ia akan menjadi pribadi yang percaya diri, senang bergaul, dan senang menolong orang lain.


Nah, bagaimana teknik-teknik yang tepat untuk mengarahkan anak? Itulah yang dibahas dalam buku Novian Triwidia ini. Kebanyakan teknik-teknik tersebut memanfaatkan kondisi bawah sadar anak. Memang, bila kita berhasil berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar anak, akan jauh lebih mudah mengarahkannya dibandingkan bila kita memakai pola komunikasi biasa yang hanya menyentuh pikiran sadarnya.


Salah satu teknik yang dibahas di buku ini adalah teknik 'tangkap dan buang'. Teknik ini cukup menarik dan imajinatif, dan ditujukan buat balita (3-5 thn) yang tingkat imajinasinya sedang tinggi2nya. Contoh dialog dengan teknik ini:


Rani (anak umur 3 tahun) : Mbak bodoh! dasar bodoh!

Ayah : (terlihat kaget. Tapi diam sebentar agar Rani tenang, baru berkomentar)

Rani, ayah gak suka dengan perkataan Rani (suara datar)

Rani : (diam menunduk)

Ayah : Ayah mau buang kata2 itu supaya gak ada lagi di mulutmu. Ok?

Rani : (diam)

Ayah : Sekarang katakan lagi perkataan tadi. Ayah mau buang.

Rani : mbak bodoh

Ayah : (tangan ayah seolah menangkap sesuatu dari mulut Rani)
Nah, ini sudah ayah tangkap. Mulai sekarang kata-kata ini tak ada lagi di mulutmu. Sudah
ayah buang. Sekarang kata-katanya ayah ganti bila kamu marah, "Huh, aku marah nih!"
nah, ini sudah ayah ganti. sekarang buka mulutmu, ayah mau masukkan kata-kata ini ke
mulutmu

Lucu ya? yah tentu saja teknik ini kurang berhasil diterapkan ke anak di atas usia 5 tahun, karena pada usia itu daya imajinasi anak sudah berkurang dan tentu lebih sulit mensugestinya. Ada cara-cara lain yg bisa dicoba buat anak di atas usia balita. Silakan baca sendiri bukunya:)
Sayang buku yang lumayan bagus ini kurang didukung dengan dasar-dasar hypnosis, sehingga mungkin agak sulit dipahami bagaimana teknik2 itu bekerja. Kalau berminat, anda bisa kok mempelajari tentang hypnosis dari berbagai sumber. Salah satunya adalah dari buku-bukunya Adi W Gunawan yang diterbitkan Gramedia.

2 komentar:

  1. Wah, wah. Kalo ini pasti tulisan Bunda Ika :)
    Makasih atas kunjungannya ke blog saya, ya. Salam kenal, Shafa!

    BalasHapus
  2. wah, dateng kaka Julian. Makasih ya kak udah main ke rumah safa:)

    BalasHapus

makasih komentarnya ya kak, om, dan tante:)